Welcome to the Indonesia Marketing Series Free For All marketing articles Selamat bergabung dalam layanan TIPS, TRIK & TAKTIK ONLINE MARKETING! (c) 2000 by MarketingFREE All rights reserved. Permadi Setiawan http://marketingfree.tripod.com -----------------------------------------------------------------------Permadi Setiawan adalah pengasuh redaksi di http://marketingfree.tripod.com. Kunjungi hari ini juga dan dapatkan artikel menarik tentang Tips, Trik dan Taktik Online Marketing. Kirimkan saran & pertanyaan Anda ke: marketingfree@telkom.net ----------------------------------------------------------------------- *** RUANG SPONSOR ******** Layanan ini terselenggara berkat dukungan dari sponsor PT. Anugrah Gema Sakti Layanan Multibisnis Indonesia http://ahgemas.com ************************** Kazoeru Fantastic Pendidikan Sempoa Mental Aritmatika Harga terjangkau, kualitas memukau http://kazoeru-fantastic.bizhosting.com ************************** Pada kesempatan pertama kami akan menyajikan artikel yang berjudul: "CONSUMER DECISION MAKING". Artikel ini membahas empat pandangan tentang Consumer Decision Making. Hal ini bermanfaat untuk memperluas wawasan kita tentang bagaimana cara konsumen berperilaku, khususnya bagaimana konsumen membuat keputusan pembelian. Dari asumsi acuan yang kita pilih akan menjadi landasan perencanaan program pemasaran, pemasaran dan komunikasi yang kita buat kemudian. Keputusan merupakan pemilihan satu tindakan dari dua atau lebih alternatif pilihan. Consumer decision making adalah proses pemilihan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Ada empat pandangan tentang CDM. Economic man Passive man Cognitive man Emotional man Economic man adalah pendangan yang mengatakan bahwa manusia adalah seorang yang membuat keputusan-keputusan rasional (rational decision). Pandangan ini telah dikritik oleh para peneliti konsumen karena berbagai alasan; untuk bertindak rasional dalam hal ekonomi, seorang konsumen harus menyadari semua alternatif produk yang tersedia yang memungkinkannya untuk membuat urutan kekuatan dan kelemahan masing-masing pilihan secara tepat sehingga dapat menemukan pilihan yang terbaik. Dalam kenyataannya, konsumen jarang mempunyai cukup informasi yang akurat dan motivasi untuk membuat keputusan yang sempurna. Model economic man tidak realistik kerena berberapa alasan: konsumen memiliki keterbatasan dalam ketrampilan, kebiasaan dan reflek mereka konsumen memiliki batasan dalam nilai-nilai dan tujuan-tujuan mereka konsumen memiliki keterbatasan dalam pengetahuan yang mereka miliki. Konsumen berada dalam suatu dunia yang tidak sempurna dimana ketidaksempurnaan itu menyebabkan mereka tidak dapat memaksimalkan keputusan-keputusan yang mereka buat. Passive man memandang bahwa konsumen pada dasarnya tunduk pada hasrat untuk memuaskan diri (submissive to the self-serving interest) dan tuntuk kepada usaha-usaha promosi dari marketer. Konsumen dipandang sebagai pembeli yang impulsif dan irasional yang siap menjadi sasaran tembak senjata-senjata pemasaran dan tujuan marketer. Pandangan ini menekankan konsep AIDA (attention, interest, decision, action) dalam prakteknya. Coginitive man menggambarkan konsumen sebagai pemecah masalah yang serius (a thinking problem solver). Dalam model ini konsumen dipandang sebagai reseptif atau secara aktif mencari produk dan jasa yang memuaskan kebutuhan mereka dan memperkaya hidup mereka. Model kognitif memfokuskan diri pada proses yang dilakukan oleh konsumen dalam mencari dan mengevaluasi informasi tentang merek dan outlet yang akan mereka pilih. Dalam model kognitif konsumen dipandang sebagai sistem pemroses informasi (information-processing systems) yang mengarah pada pembentukan dorongan untuk membeli (purchase intentions). Konsumen mungkin menggunakan strategi pembentuk preferensi (a preference-formation-strategy) dimana mereka mengijinkan orang lain untuk membangun suatu preferensi bagi mereka. Model ini lebih realistik ketimbang model manusia ekonomi. Emotional or impulsive man memandang konsumen mengambil keputusan yang dipengaruhi oleh emosi. Dalam kenyataannya kita dipengaruhi oleh perasaan yang mendalam atau emosi ketika melakukan pembelian. Ketimbang melakukan pencarian secara cermat dan mengevaluasi alternatif sebelum membeli, manusia emosi membeli berdasarkan emosi. Ketika seorang melakukan keputusan pembelian berdasarkan emosi, maka ia kurang menekankan pada pencarian dan pengolahan informasi secara cermat, akan tetapi ia akan lebih menekankan pada perasaan saat itu. Namun hal ini tidak berarti bahwa manusia emosi tidak rasional. Biasanya keputusan emosional ini dilakukan terhadap pilihan produk dengan tingkat kualitas yang setara. Sementara model kognitif nampaknya lebih berlaku untuk produk yang bersaing dalam tingkat yang masih dapat dibedakan dengan jelas satu sama lain. (Dari berbagai sumber). Semoga bermanfaat. *** RUANG SPONSOR ******** Layanan ini terselenggara berkat dukungan dari sponsor PT. Anugrah Gema Sakti Layanan Multibisnis Indonesia http://ahgemas.com ************************** Kazoeru Fantastic Pendidikan Sempoa Mental Aritmatika Harga terjangkau, kualitas memukau http://kazoeru-fantastic.bizhosting.com ************************** Best regards, Permadi Setiawan http://marketingfree.tripod.com *** RUANG REDAKSI ******** $Name dapat menggunakan artikel ini secara bebas, dengan mencantumkan nara sumber : Permadi Setiawan http://marketingfree.tripod.com ************************** Apabila $Name berminat untuk mengirim artikel Silakan mengirimkannya ke: marketingfree@telkom.net ************************** Catatan: Apabila $Name merasa tidak berlangganan e-zine ini (barangkali teman $Name yang melakukannya) dan/atau $Name ingin berhenti berlangganan e-zine ini, $Name dapat mengklik alamat URL pada bagian akhir email ini. ************************** Catatan: Redaksi tidak akan menyebarluaskan nama dan alamat email $Name kepada pihak lain.